Tetapi hal itu tidak berlaku bagi Kevin Richardson, seorang lulusan dari jurusan Anatomi dan Fisiologi yang mengabdikan diri sebagai pemelihara ( pawang ) singa di Afrika Selatan.
Berbeda dengan pawang singa lainnya yang biasanya membawa pecut dan kayu, Kevin Richardson mendekatkan diri dengan singa itu dengan cara-cara yang lebih hangat dan familiar.
Dia tak segan-segan untuk berpelukan dengan 27 ekor singa yang ada di sana. Berlari bersama, bersantai di padang rumput, mandi bersama di sungai bersama singa juga menjadi agenda wajibnya .
Pada saat lainnya dia memasukkan singa-singa itu ke dalam mobil vannya untuk bersama-sama menikmati alam liar di kawasan yang berbeda.
Dan hebatnya tak ada rona ketakutan dan kengerian sama sekali pada diri dan wajah pria itu saat berdekatan dengan satwa itu.
Sebaliknya yang adalah ketulusan untuk berkawan dan bergaul di antara mereka. Rasanya tak ada pawang singa lainnya yang begitu dekat dan akrab dengan singa selain Kevin Richardson.
Dia sadar bahwa yang dihadapi itu adalah satwa liar yang sewaktu-waktu bisa membahayakan dirinya sendiri. tetapi tentang hal ini, Kevin sebagai ahli tentang satwa singa harus bisa tahu dan memahami keadaan sang singa saat singa itu sedang senang, bahagia, gundah atau marah.
Dengan kedekatan dan rasa saling hormat dan membutuhkan itulah yang menjadikan hubungan kedekatan di antara mereka tampak sangat menakjubkan.
Seperti halnya merawat manusia, untuk membangun kedekatan dengan singa itu yang paling baik adalah merawat singa sejak kecil hingga dewasa.
Karena kedekatannya dengan singa itulah, Kevin Richardson mendapat julukan sebagai " The Lion Wispherer ", selain ada juga yang menjulukinya sebagai The Lion Man.
Selain dengan singa, Kevin Richardson juga dekat dan akrab dengan satwa-satwa liar dan buas lainnya seperti Cheetah, jaguar , Hyena dan sebagainya.
saluut to u kevin..
BalasHapus